Membicarakan
masalah pengangguran, maka pada umumnya orang akan mengidentikkan dengan sebuah
personifikasi orang yang lontang lantung tanpa memiliki pekerjaan dan
penghasilan yang tetap dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun
keluarganya. Sebuah predikat yang dibentuk dan dilekatkan kepada seseorang yang
tidak memiliki pekerjaan sebagai penganggur memang tidaklah salah, akan tetapi
jika dilihat dari sisi orangnya hal tersebut bukanlah sebuah tujuan untuk menjadi seorang pengangguran. Pengangguran
adalah sebuah akibat dari minimnya lapangan kerja di satu sisi dan rendahnya
bekal keterampilan (skill) yang dimiliki seseorang pada sisi yang lain.
Pengangguran
dapat di definisikan sebagai sebuah
kondisi seseorang yang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekejaan.,
pengangguran di definisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor
forcé) untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka
inginkan. Secara paralel, tingginya
angka pengangguran memiliki sumbangan positif terhadap tingginya angka
kemiskinan. Begitu pula angka kemiskinan yang tinggi juga dapat menyumbang
tingginya penyimpangan sosial seperti
tindak kejahatan, perkosaan, prostitusi, narkoba, gelandangan dan
pengemis.
Pengangguran
terjadi dimana-mana, baik di negara maju maupun di Negara yang sedang
berkembang di daerah perkotaan maupun pedesaan. Ada berbagai penyebab
terjadinya penganggura, antara lain:
- Keterbatasan jumlah lapangan kerja, sehingga tidak mampu menampung seluruh para pencari kerja.
- Keterbatasan kemampuan yang dimiliki para pencari kerja, sehingga para pencari kerja tidak mampu mengisi lowongan kerja karena tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan.
- Keterbatasan informasi, yakni tidak memiliki informasi dunia usaha mana yang memerlukan tenaga kerja serta persyaratan apa yang diperlukan
- Tidak meratanya lapangan kerja. Daerah perkotaan banyak tersedia lapangan pekerjaan sedangkan di pedesaan sangat terbatas. Akibatnya terjadi urbanisasi
- Kebijakan pemerintah yang tidak tepat, yakni pemerintah belum mampu mendorong perluasan dan pertumbuhan sector modern. Pertumbuhan dan perluasan sector modern membutuhkan adanya investasi yang besar untuk mendukungnya, sehingga jika pemerintah belum mampu menarik investor yang besar maka pertumbuhan dan perluasannya akan terbatas.
- Rendahnya upaya pemerintah untuk melakukan pelatihan kerja guna meningkatkan skill para pencari kerja. Akan tetapi di tahun-tahun sekarang sudah banyak balai latihan kerja(BLK) yang berdiri di daerah-daerah untuk meningkatkan keterampilan para pencari kerja.
Pengangguran
merupakan masalah yang selalu hampir ada dalam setiap perekonomian. Secara
umum, pengangguran didefinisikan sebagai ketidakmampuan angkatan kerja (labor
force) untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka
inginkan. Dengan kata lain pengangguran merujik pada situasi atau keadaan dimana seseorang menghadapi ketiadaan
kesempatan kerja.
Ada
beberapa alternative yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran,
yaitu:
Pertama, pemerintah
hendaknya menyalin kerjasama dengan swasta untuk mencari jalan keluar yang
lebih baik. Hal ini dikarenakan swasta mempunyai dan untuk menggerakkan
investasi. Investasi akan terjadi jika investor memiliki kepastian “keamanan”
atas dana yang diinvestasikan tersebut, sehingga pemerintah harus mampu
menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk berusaha.
Kedua, alternatif
yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang terus
meningkat itu antara lain, pembenahan sektor pendidikan. Ketidaksesuaian antara
dunia pendidikan dengan dunia kerja
berakibat kurang terserapnya angkatan kerja yang terdidik di pasar kerja.
Angkatan kerja memerlukan tambahan ketrampilan untuk dapat lebih cepat terserap
di pasar kerja. Bentuk tambahan keterampilan itu berupa keahlian yang bersifat
aplikatif yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti keahlian komputer, bahasa
asing, perbengkelan, dan bentuk ketrampilan yang spesifik lainnya.
Ketiga, pendorongan
motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki
prospek perkembangan. Sudah saatnya mengubah stigma yang ada di masyarakat
bahwa setelah mendapatkan pendidikan formal, maka ukuran keberhasilannya adalah
mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai. Dengan dorongan dan bekal
kewiraswastawaan, maka akan tercipta kesempatan-kesempatan kerja baru sehingga
secara simultan mendorong perekonomian secara keseluruhan.
Keempat,
mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya pertumbuhan
penduduk akan mengakibatkanburden of dependency ratio yang tinggi pula.
Dari
berbagai alternatipdi atas yang menjadi solusi permasalahan yang paling tepat
adalah dengan cara berwiraswasta.Mengapa demikian karena Selama orang masih
tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan
tetap menjadi masalah pelik.Berwiraswastaadalah seseorang yang dapat melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Kewirausahaan adalah sikap, jiwa, dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bemilai dan berguna bagi dirinya dan
orang lain. Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa
dan bersahaja dalam berusaha.
Dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan
sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari
ke hari,
minggu ke minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan
berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasilah semua
peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan
peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya.
Selain
itu bukan tidak mungkin seorang wirausaha juga tidak memiliki resiko.
kemungkinan resiko-resiko yang terjadi pada seorang wirausaha adalah
- Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan ke dalam perusahaan
- Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang ataupun masa depan
- Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
- Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (decision-making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis professional
- Kehilangan kepercayaan – pada diri sendiri dan pada orang lain
- Kehilangan motivasi untuk berjuang
Keluhan-keluhan
seperti yang disebutkan di atas seharusnya tidak perlu terjadi jika para
wirausahawan sudah mempersiapkan infrastruktur sumber daya manusia sejak
keputusan pengembangan perusahaan dibuat. Dalam masalah sosial pengagguran
proses evaluasi sangatlah di perlukan setelah di ambilnya sebuah
keputusan,karena kita akan mampu mengevaluasi terhadap resiko-resiko yang
kemungkinan akan muncul setelah adanya keputusan itu di ambil. Untuk
tercapainya sebuah tujuan terkadang sub system harus ada yang diarahkan atau
bahkan di korbankan, dalam suatu pilihan yang telah di tetapkan. tujuannya agar
sebuah keputusan dapat tercapai sesuai rencana yang telah di tetapkan.sehingga
jika tejadinya penyimpangan atau kemungkinan-kemungkinan buruk dapat
terevaluasi secara cepat,tepat dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar