Sabtu, 23 Juli 2016

MASALAH SOSIAL PENGANGGURAN, MENGAPA DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA?


Membicarakan masalah pengangguran, maka pada umumnya orang akan mengidentikkan dengan sebuah personifikasi orang yang lontang lantung tanpa memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun keluarganya. Sebuah predikat yang dibentuk dan dilekatkan kepada seseorang yang tidak memiliki pekerjaan sebagai penganggur memang tidaklah salah, akan tetapi jika dilihat dari sisi orangnya hal tersebut bukanlah sebuah tujuan untuk  menjadi seorang pengangguran. Pengangguran adalah sebuah akibat dari minimnya lapangan kerja di satu sisi dan rendahnya bekal keterampilan (skill) yang dimiliki seseorang pada sisi yang lain.
Pengangguran dapat  di definisikan sebagai sebuah kondisi seseorang yang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekejaan., pengangguran di definisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor forcĂ©) untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.  Secara paralel, tingginya angka pengangguran memiliki sumbangan positif terhadap tingginya angka kemiskinan. Begitu pula angka kemiskinan yang tinggi juga dapat menyumbang tingginya penyimpangan sosial seperti  tindak kejahatan, perkosaan, prostitusi, narkoba, gelandangan dan pengemis.

Pengangguran terjadi dimana-mana, baik di negara maju maupun di Negara yang sedang berkembang di daerah perkotaan maupun pedesaan. Ada berbagai penyebab terjadinya penganggura, antara lain:
  1. Keterbatasan jumlah lapangan kerja, sehingga tidak mampu menampung seluruh para pencari kerja.
  2. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki para pencari kerja, sehingga para pencari kerja tidak mampu mengisi lowongan kerja karena tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan.
  3. Keterbatasan informasi, yakni tidak memiliki informasi dunia usaha mana yang memerlukan tenaga kerja serta persyaratan apa yang diperlukan
  4. Tidak meratanya lapangan kerja. Daerah perkotaan banyak tersedia lapangan pekerjaan sedangkan di pedesaan sangat terbatas. Akibatnya  terjadi urbanisasi
  5. Kebijakan pemerintah yang tidak tepat, yakni pemerintah belum mampu mendorong perluasan dan pertumbuhan sector modern. Pertumbuhan dan perluasan sector modern membutuhkan adanya investasi yang besar untuk mendukungnya, sehingga jika pemerintah belum mampu menarik investor yang besar maka pertumbuhan dan perluasannya akan terbatas.
  6. Rendahnya upaya pemerintah untuk melakukan pelatihan kerja guna meningkatkan skill para pencari kerja. Akan tetapi di tahun-tahun sekarang sudah banyak balai latihan kerja(BLK) yang berdiri di daerah-daerah untuk meningkatkan keterampilan para pencari kerja.

Pengangguran merupakan masalah yang selalu hampir ada dalam setiap perekonomian. Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai ketidakmampuan angkatan kerja (labor force) untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Dengan kata lain pengangguran merujik pada situasi atau keadaan  dimana seseorang menghadapi ketiadaan kesempatan kerja.
Ada beberapa alternative yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran, yaitu:

Pertama, pemerintah hendaknya menyalin kerjasama dengan swasta untuk mencari jalan keluar yang lebih baik. Hal ini dikarenakan swasta mempunyai dan untuk menggerakkan investasi. Investasi akan terjadi jika investor memiliki kepastian “keamanan” atas dana yang diinvestasikan tersebut, sehingga pemerintah harus mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk berusaha.

Kedua, alternatif yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang terus meningkat itu antara lain, pembenahan sektor pendidikan. Ketidaksesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia  kerja berakibat kurang terserapnya angkatan kerja yang terdidik di pasar kerja. Angkatan kerja memerlukan tambahan ketrampilan untuk dapat lebih cepat terserap di pasar kerja. Bentuk tambahan keterampilan itu berupa keahlian yang bersifat aplikatif yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti keahlian komputer, bahasa asing, perbengkelan, dan bentuk ketrampilan yang spesifik lainnya.

Ketiga, pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki prospek perkembangan. Sudah saatnya mengubah stigma yang ada di masyarakat bahwa setelah mendapatkan pendidikan formal, maka ukuran keberhasilannya adalah mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai. Dengan dorongan dan bekal kewiraswastawaan, maka akan tercipta kesempatan-kesempatan kerja baru sehingga secara simultan mendorong perekonomian secara keseluruhan.

Keempat, mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya pertumbuhan penduduk akan mengakibatkanburden of dependency ratio yang tinggi pula.
Dari berbagai alternatipdi atas yang menjadi solusi permasalahan yang paling tepat adalah dengan cara berwiraswasta.Mengapa demikian karena Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik.Berwiraswastaadalah seseorang yang dapat melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Kewirausahaan adalah sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bemilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan  merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau  kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang  telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari ke  hari,  minggu ke minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha  dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasilah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.


Selain itu bukan tidak mungkin seorang wirausaha juga tidak memiliki resiko. kemungkinan resiko-resiko yang terjadi pada seorang wirausaha adalah

  1. Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan ke dalam perusahaan
  2. Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang ataupun masa depan
  3. Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
  4. Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (decision-making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis professional
  5. Kehilangan kepercayaan – pada diri sendiri dan pada orang lain
  6. Kehilangan motivasi untuk berjuang

Keluhan-keluhan seperti yang disebutkan di atas seharusnya tidak perlu terjadi jika para wirausahawan sudah mempersiapkan infrastruktur sumber daya manusia sejak keputusan pengembangan perusahaan dibuat. Dalam masalah sosial pengagguran proses evaluasi sangatlah di perlukan setelah di ambilnya sebuah keputusan,karena kita akan mampu mengevaluasi terhadap resiko-resiko yang kemungkinan akan muncul setelah adanya keputusan itu di ambil. Untuk tercapainya sebuah tujuan terkadang sub system harus ada yang diarahkan atau bahkan di korbankan, dalam suatu pilihan yang telah di tetapkan. tujuannya agar sebuah keputusan dapat tercapai sesuai rencana yang telah di tetapkan.sehingga jika tejadinya penyimpangan atau kemungkinan-kemungkinan buruk dapat terevaluasi secara cepat,tepat dan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar